Proyek

Polyculture Budidaya kodok dengan Minapadi proyek

Tujuan proyek adalah untuk membantu petani mengalihkan sawah biasa ke sawah organic.  Diperlukan waktu 3 tahun untuk menghilangkan pesticide dari sawah.  Selama peralihan, panen tidak stabil sehingga penghasilan petani berkurang. Polyculture kodok dengan minapadi system akan memberikan petani pendapatan tambahan.  Selain itu, budidaya kodok akan memulihkan jumlah kodok dialam dan akan mengurangi hama disawah. Kodok mempunyai nilai gizi yang tinggi; budidaya kodok akan membantu ketahanan pangan.  Karena kodok digemari di Perancis dan Belgia, dia akan merupakan produk ekspor yang baik.

Project akan dibimbing oleh Dr. Nia Kurniawan dari Universitas Brawijaya, Indonesia. Training pembentukan Minapadi, akan dibimbing oleh Bapak Kesit Tisna Wibowo, S.Pi, M.Pi dari Balai Besar Budi daya Air Tawar Sukabumi dan akan dikawal oleh Dr. Coco Kokarkin, Direktur Pembenihan, Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Budidaya tiram sebagai penghasilan tambahan dan penerapan dari budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan


Tujuan dari proyek budidaya tiram adalah untuk mengembangkan perdagangan dari budidaya tiram yang ramah lingkungan  dan berkelanjutan agar memberikan penghasilan pada masyarakat setempat dengan memanfaatkan pasaran dalam dan luar negeri serta mempromosikan kegiatan yang dapat dengan mudah diterapkan oleh masyarakat setempat sehingga menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan. Sasarannya adalah untuk mencapai Sustainable Development Goal (SDG): 1. Memberantas kemiskinan, 5. Kesetaraan gender, 8. Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, 13. Tindakan iklim dan 14. Kehidupan didalam air. Project akan dipimpin oleh Prof. Dr. Aileen Tan dari Universiti Sains Malaysia.


Pusat distribusi pelabuhan Zeebrugge

Zeebrugge, pelabuhan  dari kota Bruges (Belgia),  adalah salah satu pelabuhan roll-on/roll-off terkemuka di dunia. Pelabuhan pesisir ini juga merupakan pelabuhan kontainer. Pelayanan intra-Eropa dan Interkontinental membuat Zeebrugge menjadi pelabuhan yang penting untuk akses ke pasar Eropa. Terletak dipesisir, sebagai pelabuhan non-industri, Zeebrugge adalah lokasi yang ideal untuk Pusat Distribusi Bahan Pangan.

Berbagai layanan feri dan Layanan Antar-benua, bersama dengan jaringan pengangkutan melalui air dengan kapal dan daratan, melalui kereta api dan jaringan jalan, membuat Zeebrugge menjadi lokasi yang ideal untuk membangun pusat distribusi. Karena itu, Zeebrugge lebih dari sekadar persimpangan jalan Maritim; Pelabuhan Laut Utara ini telah berkembang menjadi sebuah platform logistik ultra-modern yang sepenuhnya melayani pasar Eropa dan Interkontinental.

Selain itu, Zeebrugge Food Logistics, yang terletak di pelabuhan, mempunyai fasilitas coldstorage dan logistik dengan temperature yang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan serta pengemasan kembali, labelling dan manajemen stock. Secara keseluruhan, merupakan one stop shop untuk impor dan ekspor bahan pangan dimana semua prosedur douane dan sanitasi bisa dilakukan sehingga pelabuhan Zeebrugge dan fasilitasnya bisa menjadi pusat distribusi produk perikanan dan pertanian dari Indonesia yang ideal.

IFSI dengan mitranya, bersama dengan otorita pelabuhan Zeebrugge dan mitranya,  serta Zeebrugge Food Logistics dan didukung oleh Flemish Investment & Trade sedang mengusahakan pendirian dari ‘trade corridor’, sehingga jalan masuk produk perikanan dan pangan Indonesia ke Uni Eropa bisa berlangsung dengan lancar.

Theme: Overlay by Kaira Copyright 2020 Indonesian Food Safety Institute
Jakarta, Indonesia